PROMO BULAN INI

Nah.... Sekarang buat adik-adik yang dapat juara kelas !
Dapatkan Voucher Beasiswanya..

Untuk adik-adik yang :
JUARA 1 - dapat 4 bulan
JUARA 2 - dapat 3 bulan
JUARA 3 - dapat 2 bulan

Persyaratan:
Hanya lampirkan fotocopy raport sekolah pada saat pendaftaran..

Selain itu bagi yang mendaftar dapatkan HARGA KHUSUS !!!
untuk jam 13:00 - 14:00, Bisa hemat sampai Rp. 175.000,-

Buktikan Sendiri! Ayoo.. buruan daftar ya...

PASTIKAN PUTRA PUTRI ANDA LEBIH CERDAS DAN KREATIF BERSAMA KAMI MENHADAPI ERA GLOBALISASI


Tulisan Di Atas Pasir

Pada pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-lari, bercanda, dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Kemudian, salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah kata pun, dengan sebatang tongkat dia menulis sebuah kalimat di atas pasir, “Hari ini temanku telah memukul aku!!!”

Teman yang lebih besar merasa tidak enak. Ia tersipu malu, tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, sebagaimana lazimnya anak-anak, mereka pun segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, tiba-tiba, anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lubang perangkap yang dipakai menangkap binatang. “Aduh…. Tolong…. Tolong!” Ia berteriak kaget minta tolong.

Temannya segera menengok ke dalam lubang dan berseru, “Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu.” Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak berusaha menenangkan temannya sambil mengikatkan tali ke seberang pohon. “Teman, aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu. Tangkap dan ikatkan di pinggangmu. Pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang.”

Temannya susah payah, akhirna teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, “Terima kasih, sobat!” Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis sebuah kalimat di atas batu itu, “Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku.”

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, “Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?” Anak yang dipukul itu menjawab sabar, “Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angindan sapuan ombak. Tapi, ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku. Sekali lagi, terima kasih sobat.”

Mendengar penjelasan itu, sobat kecil yang tadi memukul merasa menyesal dan segera merangkul sahabatnya, “Aku juga berterimakasih sobat, walaupun umurmu lebih kecil dariku, tetapi kamu ternyata lebih bijaksana dibanding aku.” Tak lama, mereka pun segera bermain bersama lagi dan menjalin persahabatan dengan lebih baik di masa mendatang.

Pembaca yang bijak,

Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan, dan dendam adalah tidak sehat secara mentalitas. Apalagi, bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan, bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa perbuatannya telah menyakiti hati kita. Sungguh itu adalah energi yang terbuang sia-sia. Bahkan tidak jarang, akibat memikirkan kesalahan orang lain, diri sendiri merasa tersiksa, tidak bisa tidur, bahkan tidak enak makan. Akhirnya, yang terjadi adalah kerugian bagi diri kita sendiri.

Sesungguhnya, member maaf tidak pernah merugikan kita, bahkan akan membuat hati kita lega dan terbebas dari beban kebencian dan dendam. Seuntai kata maaf yang disertai dengan ketulusan, akan bisa mengubah hati yang panas menjadi sejuk dan emosi yang meluap pun bisa segera mereda.

Mari biasakan diri untuk berlatih, saat ada orang yang berbuat salah kepada kita, tuliskan kesalahan itu di atas pasir, bahkan di udara. Dengan begitu, sesegera mungkin kesalahan tersebut akan berlalu, menguap bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu menghabiskan energi dengan membenci orang lain dan kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya, saat kita ditolong orang, sekecil dan seremeh apa pun pertolongan itu, kita sepantasnya mengingat laksana mengukir tulisan di batu karang. Dengan mengingat kebaikan orang, maka kita akan hidup bersemangat dan dipenuhi rasa syukur.

“Bila ada orang lain yang berbuat salah kepada kita, tuliskan kesalahannya di atas pasir. Bahkan di udara. Dengan begitu kesalahan tersebut akan segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk bahagia.”

0 komentar: