Alkisah, disebuah kerajaan, sang raja memerintah sangat mencintai rakyatnya. Dia menjalankan pemerintahan dengan bijaksana dan selalu mengharapkan semua rakyatnya hidup dalam damai dan bahagia.
Suatu ketika, raja merasa risau hatinya karena ada mendengar seorang ibu di kerajaannya yang tidak bahagia. Si ibu tua ini telah bertahun-tahun tidak pernah tertawa. Kehidupan hanya dilewati dengan bermuram durja disertai dengan kecemasan yang selalu menghias raut mukanya. Meski telah dicoba dengan berbafai macam cara, tetap saja tidak ada yang bisa membuat sang ibu tua itu tertawa.
Ibu tua itu mempunyai dua orang anak. Keduanya adalah saudagar yang sukses. Yang sulung adalah saudagar payung, sedang si bungsu adalah saudagar sepatu. Bila musim hujan tiba, ibu tua khawatir dagangan sepatu si bungsu tudak laku. Sebaliknya, bila musim panas tiba, si ibu mengkhawatirkan dagangan payung si sulung yang tidak laku. Itulah yang membuat hidup si ibu selalu diliputi dengan kekhawatiran dan kecemasan sehinga tidak bisa gembira dan tertawa.
Mendengar keadaan ini, sang raja memanggil menterinya untuk membantu kesulitan si ibu. Kata sang raja kepada bawahannya. “Siapa saja yang bisa membuat si ibu tertawa, akan disediakan hadiah khusus dari raja.”
Seorang menteri yang terkenal periang seera mengajukan dirinya sendiri dan meyanggupi membuat si ibu tertawa. Sang raja segera mnyuruh menteri menjalankan misinya. Menteri itu dipertemukan dengan ibu tua tersebut. Loantas, si menteri maju ke depan si ibu tua. Setelah memperkenalkan diri dengan wajah ceria dan senyum ramah, dia berbisik-bisik di telinga si ibu. Ajaibnya, setelah mendengar bisikan si emnteri, raut muka si ibu berubah ceria dan perlahan mulai tersenyum, bahkan kemudian tertawa-tawa kecil dengan gembira.
Sang raja dan semua yang hadir disitu keheranan dan penasaran bertanya-tanya, apa gerangan kata-kata yang dibisikkan si menteri. Si menteri menjawab,” Sangat sederhana Baginda. Saya cuma bilang, saat musim hujan tiba, ingatlah dagangan payung si sulung yang bakal laku keras. Bayangkan keuntungan dan kebahagiaan si sulung dan keluarganya di musim hujan. Kemudian, jika saat kemarau tiba, cobalah ingat dagangan sepatu anak bungsunya yang pasti laku keras, dimana saat itu tentu si bungsu tengah menghitung setiap sen keuntungan yang masuk ke kantongnya. Saya juga menasehatinya, agar jangan berpikir yagn tidak laku, tetapi berpikirlah yang laku saja. Pikirkanlah sisi yang menbahagiakan. Tuhan pasti selalu menyayangi umatnya yang mau bersyukur dan mau mengharfai rejeki yang dilimpahkan oleh-Nya. “Raja senang sekali melihat tawa bahagia si ibu tua dan segera memberi hadiah kepada menterinya.”
“ Terima kasih baginda. Sungguh hamba tidak mengharapkan hadiah ini. Justru hamba merasa bahagia dan bersyukur telah menjadi pembantu baginda raja yang bijak dan perhatian kepada rakyatnya. Semoga bagonda senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang oleh Yang Maha Kuasa,” ucap si menteri sambil menerima hadiah dengan penuh senyum sang raja.
Pembaca yang berbahagia,
Mausia memang kadang-kadang hanya melihat keadaan dari sisi yang negatif dan yang merugikan saja. Akibatnya, manusia menjadi korban dari cara pandang yang sempit dan dangkal. Segala sesuatu yang dipandang negatif itu akan mempengaruhi pola pikir sehingga yang negatif menutupi hasil lain yang lebih positif.
Kadang, saat kita gagal, kita lupa bahwa kita pernah berhasil. Hal inilah yang sering kali melemahkan mental kita, kadang membuat kita tak bersemangat dalam hidup. Akibatnya, masalah yang terkesan sepele menjadi terasa sangat berat. Kesalahan kecil yang seharusnya bisa segera diperbaiki, justru menjadi berlarut-larut. Jika itu yang terjadi, semangat luar biasa yang seharusnya bisa membangkitkan diri, kita bisa tenggelam oleh pandangan yang salah tentang kehidupan ini.
Karena itu, kita perlu mengubah pola pikir kita. Lita harus melihat dari berbagai sisi kehidupan. Nbahwa roda kehidupan selalu berputar. Saat mengalami masalah atau kegagalan, kita perlu mengingat masa dimana kita pernah berhasil. Dengan begitu, semangat kita akan terus menyala untuk membangkitkan diri kita dari keterpurukan mental.
Bila kita mampu melihat sisi yang positif dari setiap situasi yang muncul, semua yang tadinya gelap bisa menjadi terang. Yang tadinya negatif, akan berubah menjadi positif. Perasaan yang cemas dan gelisah akan berubah menjadi sesuatu yang menggembirakan. Sesungguhnya, dalam menghadapi semua situasi yang berubah terus-menerus, selama kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapi semua itu, niscaya kita akan menjadi pemenang yang sesungguhnya.
“Setiap menghadapi situasi yang berubah terus menerus, selam kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapinya, niscaya kita akam menjadi pemenang yang sesungguhnya.”
Suatu ketika, raja merasa risau hatinya karena ada mendengar seorang ibu di kerajaannya yang tidak bahagia. Si ibu tua ini telah bertahun-tahun tidak pernah tertawa. Kehidupan hanya dilewati dengan bermuram durja disertai dengan kecemasan yang selalu menghias raut mukanya. Meski telah dicoba dengan berbafai macam cara, tetap saja tidak ada yang bisa membuat sang ibu tua itu tertawa.
Ibu tua itu mempunyai dua orang anak. Keduanya adalah saudagar yang sukses. Yang sulung adalah saudagar payung, sedang si bungsu adalah saudagar sepatu. Bila musim hujan tiba, ibu tua khawatir dagangan sepatu si bungsu tudak laku. Sebaliknya, bila musim panas tiba, si ibu mengkhawatirkan dagangan payung si sulung yang tidak laku. Itulah yang membuat hidup si ibu selalu diliputi dengan kekhawatiran dan kecemasan sehinga tidak bisa gembira dan tertawa.
Mendengar keadaan ini, sang raja memanggil menterinya untuk membantu kesulitan si ibu. Kata sang raja kepada bawahannya. “Siapa saja yang bisa membuat si ibu tertawa, akan disediakan hadiah khusus dari raja.”
Seorang menteri yang terkenal periang seera mengajukan dirinya sendiri dan meyanggupi membuat si ibu tertawa. Sang raja segera mnyuruh menteri menjalankan misinya. Menteri itu dipertemukan dengan ibu tua tersebut. Loantas, si menteri maju ke depan si ibu tua. Setelah memperkenalkan diri dengan wajah ceria dan senyum ramah, dia berbisik-bisik di telinga si ibu. Ajaibnya, setelah mendengar bisikan si emnteri, raut muka si ibu berubah ceria dan perlahan mulai tersenyum, bahkan kemudian tertawa-tawa kecil dengan gembira.
Sang raja dan semua yang hadir disitu keheranan dan penasaran bertanya-tanya, apa gerangan kata-kata yang dibisikkan si menteri. Si menteri menjawab,” Sangat sederhana Baginda. Saya cuma bilang, saat musim hujan tiba, ingatlah dagangan payung si sulung yang bakal laku keras. Bayangkan keuntungan dan kebahagiaan si sulung dan keluarganya di musim hujan. Kemudian, jika saat kemarau tiba, cobalah ingat dagangan sepatu anak bungsunya yang pasti laku keras, dimana saat itu tentu si bungsu tengah menghitung setiap sen keuntungan yang masuk ke kantongnya. Saya juga menasehatinya, agar jangan berpikir yagn tidak laku, tetapi berpikirlah yang laku saja. Pikirkanlah sisi yang menbahagiakan. Tuhan pasti selalu menyayangi umatnya yang mau bersyukur dan mau mengharfai rejeki yang dilimpahkan oleh-Nya. “Raja senang sekali melihat tawa bahagia si ibu tua dan segera memberi hadiah kepada menterinya.”
“ Terima kasih baginda. Sungguh hamba tidak mengharapkan hadiah ini. Justru hamba merasa bahagia dan bersyukur telah menjadi pembantu baginda raja yang bijak dan perhatian kepada rakyatnya. Semoga bagonda senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang oleh Yang Maha Kuasa,” ucap si menteri sambil menerima hadiah dengan penuh senyum sang raja.
Pembaca yang berbahagia,
Mausia memang kadang-kadang hanya melihat keadaan dari sisi yang negatif dan yang merugikan saja. Akibatnya, manusia menjadi korban dari cara pandang yang sempit dan dangkal. Segala sesuatu yang dipandang negatif itu akan mempengaruhi pola pikir sehingga yang negatif menutupi hasil lain yang lebih positif.
Kadang, saat kita gagal, kita lupa bahwa kita pernah berhasil. Hal inilah yang sering kali melemahkan mental kita, kadang membuat kita tak bersemangat dalam hidup. Akibatnya, masalah yang terkesan sepele menjadi terasa sangat berat. Kesalahan kecil yang seharusnya bisa segera diperbaiki, justru menjadi berlarut-larut. Jika itu yang terjadi, semangat luar biasa yang seharusnya bisa membangkitkan diri, kita bisa tenggelam oleh pandangan yang salah tentang kehidupan ini.
Karena itu, kita perlu mengubah pola pikir kita. Lita harus melihat dari berbagai sisi kehidupan. Nbahwa roda kehidupan selalu berputar. Saat mengalami masalah atau kegagalan, kita perlu mengingat masa dimana kita pernah berhasil. Dengan begitu, semangat kita akan terus menyala untuk membangkitkan diri kita dari keterpurukan mental.
Bila kita mampu melihat sisi yang positif dari setiap situasi yang muncul, semua yang tadinya gelap bisa menjadi terang. Yang tadinya negatif, akan berubah menjadi positif. Perasaan yang cemas dan gelisah akan berubah menjadi sesuatu yang menggembirakan. Sesungguhnya, dalam menghadapi semua situasi yang berubah terus-menerus, selama kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapi semua itu, niscaya kita akan menjadi pemenang yang sesungguhnya.
“Setiap menghadapi situasi yang berubah terus menerus, selam kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapinya, niscaya kita akam menjadi pemenang yang sesungguhnya.”
0 komentar:
Posting Komentar