PROMO BULAN INI

Nah.... Sekarang buat adik-adik yang dapat juara kelas !
Dapatkan Voucher Beasiswanya..

Untuk adik-adik yang :
JUARA 1 - dapat 4 bulan
JUARA 2 - dapat 3 bulan
JUARA 3 - dapat 2 bulan

Persyaratan:
Hanya lampirkan fotocopy raport sekolah pada saat pendaftaran..

Selain itu bagi yang mendaftar dapatkan HARGA KHUSUS !!!
untuk jam 13:00 - 14:00, Bisa hemat sampai Rp. 175.000,-

Buktikan Sendiri! Ayoo.. buruan daftar ya...

PASTIKAN PUTRA PUTRI ANDA LEBIH CERDAS DAN KREATIF BERSAMA KAMI MENHADAPI ERA GLOBALISASI


Download Novel "Laskar Pelangi" Andrea Hirata (Halaman Lengkap)

Laskar Pelangi merupakan novel pembangun jiwa dengan cerita yang sangat indah. Kisah - kisah kehidupan tokoh yang diceritakan dalam novel ini sangat fenomenal. Lingkungan yang diceritakan cukup akrab dengan lingkungan di sekitar kita.

Inilah novel yang mampu memberikan deskripsi kehidupan yang sebenarnya. Potret kehidupan anak Indonesia di tengah ketidakberdayaan kapitalisme.

Membaca cerita yang demikian syahdunya sungguh sangat mengagumkan. Alur cerita sangat sulit ditebak dan beberapa kejutan cerita menambah daftar keasyikan membaca novel ini.

Sekarang kita sudah sediakan halaman download untuk novel yang satu ini. Edisi kali ini halaman lengkap (Full version). Jadi kamu tinggal download, baca, GRATIS.

Download Laskar Pelangi Full Version part 01
Download Laskar Pelangi Full Version part 02
Download Laskar Pelangi Full Version part 03
Download Laskar Pelangi Full Version part 04
Download Laskar Pelangi Full Version part 05
Download Laskar Pelangi Full Version part 06

Sang Pemimpi - Andrea Hirata (Halaman Lengkap)

Membaca novel Andrea Hirata memberikan kesan tersendiri. Tampaknya belum lengkap kalau hanya membaca Novel laskar Pelangi.

Kamu bisa ngedownload novel Andrea Hirata yang satunya lagi (Sang Pemimpi). Halaman Lengkap dan dijamin puas dengan ceritanya.



 Klik disini untuk mendownload.

Edonsor Andrea Hirata (Halaman Lengkap)

Setelah kamu selesai mendownload Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Kamu harus mengambil satu lagi ni karya ka' Andrea juga. Novel seru dengan cerita yang mendebarkan dan menggugah semangat hidup. Edensor...

Yang udah download banyak novel dari sini kalau tidak kasi komentar (yang panjang) crew sumpahin bakal disambar Monster Belalang.


Hehe.. Untuk download novel Edensor full version alias halaman lengkap silakan klik link di bawah ini.

Download Novel Edensor Full Version Part 01
Download Novel Edensor Full Version Part 02
Download Novel Edensor Full Version Part 03

Maryamah Karpov Lengkap

Jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini; sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadap gunungan timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib kepada ayahku dan kepada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak kepada para pemberani (Andrea Hirata - Maryamah Karpov)

Halo para pembaca novel, sekarang Novel Andrea Hirata Maryamah Karpov dah bisa kamu download. File novel dalam bentuk djvu, hanya bisa dibaca dengan software WinDJView yang bisa kamu download di sini.


Download di sini


WinDjView Versi Terbaru

Buat para pembaca sekalian, WinDjView adalah salah satu software yang sangat membantu kita membaca file-file dalam format DjVu. Sebagai downloader novel sejati (alias pecinta novel gratisan) ini adalah software wajib.

Fitur baru WinDJView rilis terakhir (V 1.03)

  1. Terintegrasi dengan sistem komputer (harus diinstal)
  2. Terintegrasi dengan file DjVu, begitu selesai diinstal, file dalam bentuk DjVu langsung bisa diklik dan dibaca.
  3. Tampilan lebih oke



Saya Bermimpi Menjadi Konglomerat - Kwik Kian Gie

Saya Bermimpi Menjadi Konglomerat ditulis oleh seorang pakar ekonom yang cukup sukses di Indonesia. Kwik Kian Gie. Bukunya mantap dan sangat tepat untuk kamu yang mau jadikan referensi kuliah atau kamu yang berkecimpung di dunia pakar ekonomi. 























Klik download disini


















Download buku-buku kiat sukses yang lain :
Buku "Teknik Sukses Bernegoisasi"

Princess Kisah Tragis Putri Kerajaan Arab Saudi

Aku seorang putri dari sebuah negeri yang diperintah oleh  seorang Raja. Sebut saja aku, Sultana. Namaku yang  sebenarnya tak bisa kukatakan, karena cerita yang akan kusampaikan ini bisa membahayakan diriku dan keluargaku.








Klik Disini untuk mendownload

Taj Mahal

Pernah dengar Taj Mahal ? Yang dari India itu. Nah, menurut cerita, bangunan Taj Mahal itu dibangun oleh seorang raja yang terinspirasi oleh kecantikan kekasihnya, Mumtaz Mahal. Cerita kisah cinta mereka pun dibukukan.

Nantikan kisah penuh dengan asmara, intrik, dan misteri. Cepatan download!





Breaking Dawn - Novel Terakhir Twilight

Breaking Dawn adalah judul buku keempat dari lanjutan seri Twilight setelah Twilight, New Moon dan Eclipse. Di negara aslinya, USA, buku Breaking Dawn dengan rekor penjualan di hari pertama launching-nya mencapai 1,3 juta eksemplar.

"Dalam buku ketiga, Eclipse, Edward memberikan syarat bahwa Bella harus menikah dulu dengan dirinya jika ingin Edward yang membuat dia berubah menjadi vampir. Akhirnya dalam buku keempat Breaking Dawn ini, Bella resmi menikah dengan Edward dan berbulan madu di sebuah pulau terpencil di negara Brasil. Yang kemudian diikuti dengan berita bahagia bahwa Bella hamil, namun tidak bagi Edward karena dirinya mendorong Bella untuk menggugurkan kandungannya. Bella tetap menginginkan bayinya dan curhat ke Rosalie, seseorang yang sangat berharap memiliki anak sebelum terpaksa diubah menjadi vampir.

Tekan tombol download dibawah ini


The Crazies

Buat penggemar film Horror, ada tontonan terbaru berjudul The Crazies. Bercerita tentang sebuah kota kecil bernama Ogden Marsh di Amerika Serikat yang mempunyai penduduk yang ramah dan saling mengenal satu sama lain. Hingga suatu hari, saat sedang berlangsung pertandingan baseball, datang seorang pria bernama Rory Hamill (Mike Hickman) ke lapangan baseball tersebut dengan membawa senjata. Sheriff David Dutton (Timothy Olyphant) segera bertindak untuk mengamankan Rory. Namun Rory malah melawan dan akan menembak David dengan senjatanya. Beruntung, David lebih siaga dan menembak Rory terlebih dahulu, sekaligus menewaskannya. Dari Hasil pemeriksaan dokter, yang menunjukkan bahwa kadar alkohol di darah Rory dalam hitungan normal, semakin membingungkan David mengapa Rory melakukan hal tersebut. 

Banyak kejadian aneh dikota tersebut. Kejadian yang lain seorang pria membakar rumahnya sendiri dan mengunci istri dan anaknya di dalam lemari. Kota ini berubah menjadi tempat yang sangat mengerikan. Selang beberapa hari ditemukan sesosok mayat di dekat sungai, yang akhirnya membuat David dan deputinya, Russell Clank (Joe Anderson) menemukan sebuah pesawat terbang yang jatuh di sungai tersebut. David  menemukan pesawat yang didalamnya berisi sebuah senjata biologis. Dan diduga senjata biologis ini mencemari sungai yang menjadi sumber air minum warga kota tersebut.

Untuk menghentikan kejadian-kejadian yang aneh ini, pemerintah akhirnya menutup semua akses jalan ke kota tersebut. Lalu bagaimana kisah selanjutnya ?

Download Filmnya :
Dated Released : 26 February 2010
Quality : BRRip 720p
Info : imdb.com/title/tt0455407
Lihat : Trailer
Starring : Timothy Olyphant, Radha Mitchell, Joe Anderson
Genre : Mystery | Sci-Fi | Thriller

[500MB-mkv]|eu

Part1    Part2    Part3

Harry Potter And Deathly Hallows

Film terakhir dari Harry Potter ini akan menceritakan bagaimana Harry, Ron dan Hermione mencari horcrux yang tersisa dan menghancurkannya di bawah kejaran Voldermort dan Death Eaters. Bagi Anda yang telah membaca bukunya pasti tahu emosi dan ketegangan petualangan Harry Potter bersama Ron dan Hermione ini. Dimulai dari Hermione yang menghapus ingatan orangtuanya tentang dirinya dan meninggalkan rumah. 

Dalam film ini lebih menampilkan hal-hal yang sebelumnya tidak begitu ditampilkan seperti pengorbanan yang dilakukan oleh Hermione, dan Ron, sebagai teman Harry. Buat anda sudah agak lupa cerita perjalanan Harry Potter difilm sebelumnya, Harry bersama Professor Dumbledore mencari horcrux, bagian dari jiwa Voldemort yang dibagi menjadi tujuh namun gagal dan berakhir dengan kematian Professor Dumbledore. Dalam Film Harry Potter yang terakhir ini akan bercerita bagaimana Harry, Ron dan Hermione mencari horcrux yang tersisa dan menghancurkannya. 
Download filmnya :
Dated Released : 19 November 2010
Quality : CAM.V2.XviD-miguel [Kualitas Masih Buruk]
Info : imdb.com/title/tt0926084
Studio : Heyday Films
Starring : Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grint
Genre : Adventure | Fantasy | Mystery
[subtitle indo menyusul] [450MB-mkv]|eu

Lagu - Lagu Sempoa SIP

Bagi anda yang mau mencari lagu-lagu Sempoa SIP? Nee.. kita sediain, bagi yang pengen mendownloadnya silahkan klik judul lagunya saja. Biasanya lagu sempoa dalam bentuk casette, sekarang kita telah mengkonvertnya daslam bentuk mp3 sehingga lebih gampang digunakan untuk acara - acara sempoa.





Download lagu - lagu sempoa :

Gagal Dan Bangkit Lagi

Pada suatu sore, tampak seorang pemuda tengah berada si sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan, dan frustasi yang menggantung. Dia terlihat berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk dan menghela napas panjang, kegiatan itu diulangnya berkali-kali, seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.

Saat pikirannya sedang menerawang entah kemana,tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya diantara ranting sebatang pohon tempat ia duduk. Dengan kesal, ia pun kemudian iseng mengambil sebatang ranting dan menumpahkannya rasa kekesalannya pada sasrang laba-laba itu.maka, sarang itu pun tanpa ampun.

Seusai melepaskan kejengkelannya, perhatian pemuda itu teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dias ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya? Apakah laba-laba akan lari tebirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain? Rasa penasaran itu rupanya segera mendapatkan jawaban. Tak lama, si laba-laba tampak kembali ke tempatnya semula. Laba-laba itu mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar dan tanpa kenal lelah laba-laba itu kembali menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.

Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh untuk memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas namun penuh rasa ingin tahu, diamati ulahsi laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah sarangnya dirusak untuk kedua kalinya?

Ternyata, untuk ketiga kalinya , laba-laba mengulangi kegiatannya, kembali dari awal. Dengan bersemangatmerayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, laba-laba itu memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.

Setelah melihat dan mengamati ulah laba-laba tersebut dalam membangun sarang yang telah hancur untuk ketiga kalinya, saat itulah si pemuda mendadak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan , sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. Semangat binatang yang begitu kecil, dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah, telah membuka kesadaran si pemuda.

Hal itu menimbulkan perasaan malu dirinya. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu dengan hati dan perasaan gundah karena dia baru saja mengalami satu kali kegagalan! Maka, melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati,” Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang, seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran! “Segera, si pemuda bangkit, dan bertekad kuat untuk bekerja lebih giat lagi. Bila perlu, dia akan memulai dari awal lagi, tanpa putus asa.

Pembaca yang berbahagia,

mengalami kegagalan bukan berarti kita harus menyerah, apalagi putus asa. Sebab, sebenarbya dengan kegagalan itu berarti kita hatrus instripeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Melalui kegagalanlah kita bisa mengevaluasi setiap langkah yang telah kita lakukan. Dengan begitu, kiata akan tahu hal apa saja yang perlu kita perbaiki dan tahu dimana saja kesalahan yang kita perbuat untuk tidak mengulanginya. Hal itu akan mendasari langkah kita kedepan menjadi lebih baik lagi. Kegagalan harusnya mulai kita pandang dari sudut yang berbeda. Kita gagal bukan berarti kita tidak sukses, melainkan kita belum sukses. Seperti kata pepatah yang sering kita dengar, Kegagalan adalah bagian kecil dari proses sebuah kesuksesan atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Kegagalan yang kita alami justru merupakan sarana menimba pengalaman dan sarana belajar untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.

Selama kita masih memiliki tujuan yang menyenangkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan. Pada kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan.

Jangan takut gagal! Siap bangkit! Raih kesuksesan!!
“ selama kita masih memiliki tujuan yang menyenangkan untuk dicapai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan, karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan.”

Waktu Yang Berputar

Alkisah, ada seorang pelajar di sebuah desa kecil ayng memiliki cita-cita sebagai pegawai pemerintah. Demi mewujudkan cita-citanya, ia berangkat ke ibukota karena akan menempuh ujian Negara. Di sela perjalanan yang jauh dan melelahkan, si pelajar berhenti sejenak melepas lelah. Di tengah waktu istirahat, saking lelahnya, ia pun terbawa lamunan. Tiba-tiba, muncullah perasaan was-was terhadap kemampuan dirinya. Tapi, ia juga membayangkan seandainya bias diterima sebagai pegawai pemerintah. Di tengah keasyikkannya melamun, seorang kakek datang menghampirinya seraya menyapa,” Hai anak muda, engkau tampaknya bukan orang sini, hendak kemana?”

“ Saya hendak ke bukota Kek, mengikuti ujian Negara.”

“ Kakek perhatikan dari tadi, apa yang sedang kamu lamunkan?”

“ Ah…Bukan apa-apa Kek. Hanya saja saya ingin sekali bekerja di pemerintahan. Cuma, saya takut tidak diterima.”

Tak lama, perbincangan mereka pun makin seru. Setelah bertukar pikiran, tiba-tiba si kakek emngeluarkan suatu benda dari sakunya. Lantas, diberikannya benda itu kepada si pelajar sambil berkata, “ Mungkin ini yang kamu butuhkan Nak!”

“ Hah, sebuah gasing? Bagaimana sebuah gasing dapat mewujudkan cita-cita saya, Kek?” Tanya si pemuda keheranan.

Sang kakek menjawab,” Nak, ini adalah gasing waktu. Jika kamu memutar gasing ini ke kanan, maka kamu akan sampai ke masa depan pada saat dan keadaan yang kamu inginkan dan sebaliknya.” Setelah si pelajar menerima gasing, si akkek segera berlalu.

Merasa aneh, si pelajar segera mencoba kebenaran ucapan sang kakek. Sambil membayangkan keberhasilan dirinya lulus ujian negara, ia memutar gasing ke kanan. Tiba-tiba, si pelajar mendpati dirinya berada di depan papan pengumuman kelulusan. Si pelajar bergembira. Namun, kegembiraannya tidak bertahan lama. Muncul perasaan tidak sabar untuk segera bisa bekerja di pemerintahan. Maka, ia pun kembali memutar gasingnya ke kanan. Dalam sekejap, si pelajar sudah berada pada pekerjaanya di kantor pemerintahan.

Sayang, kenikmatan sebagai pegawai pemerintahan ternyata juga tidak bertahan lama. Timbul keinginan yang lebih, yakni ia ingin menjadi pejabat tinggi pemerintah. Maka ia pun segera memutar kembali gasingnya. Saat itu juga, ia berada dalam posisi yang diinginkan. Karena keenakan, memutar gasing unutk mempercepat waktu dan menghindari kesulitan dalam mencapai cita-cita kini menjadi kebisaan si pelajar.
Secepat gasing berputar, si pelajar pun tanpa terasa berubah menjadi tua dan menjelang ajal. Ada penyesalan dalam dirinya,” Betapa singkat dan hambarnya kehidupanku. Alangkah baiknya jika putaran gasingnya dapat mengembalikanku pada masa lalu.” Dalam kondisi putus asa, sang pelajar memutar gasing ke arah yang berlawanan. Maka, diputarnya gasing ke iri. Tiba-tiba, dia pun terbangun dari tidurnya. Ternyata, semua peristiwa tadi hanya mimpinya belaka.

Sejenak, si pelajar merasa senang dan bersyukur bahwa semua itu hanya mimpi. Dia pun berjanji pada dirinya sendiri, akan tetap berusaha dan menikmati setiap proses perjuangan untuk mencapai apa yang menjadi cita-citanya.

Pembaca yang bahagia,

Di dalam hidup ini, tidak ada jalan pintas untuk sukses sejati. Kalaupun ada pasti ada “harga” lain yang harus dibayar untuk itu. Sayangnya, kita seringkai kurang sabar dalam mencoba meraih cita-cita. Bila fokus pikiran kita dipenuhi keinginan mencapai sukses secara singkat, maka langkah yang kiata ambil bisa cenderung negatif. Bisa menghalalkan segla cara, melanggar hukum, bahkan tega mencelakai siapa pun yang mencoba menghalanginya demi memperoleh sukses secara instan. Untuk apa mengejar “sukses dengan jalan pintas” kalau hanya penyesalan yang didapat di kemudian hari? Jika siap mentalitas seperti ini yang dimiliki, kita tidak akan bias menjadi manusia tangguh dalam menghadapi segala ujian dan cobaan.

Sesungguhnya kenikmatan kesuksesan justru berada pada nilai proses perjuangan yang kita lakukan dan kemampuan kita mengatasi setiap halangan yang menghadang!

Seperti filosofi saya,” SUCCESS IS MY RIGHT!”, Sukses adalah hak saya!, juga hak setiap orang. Tapi perlu diingat, bahwa untuk meraih setiap kesuksesan, kita harus siap membayar “harga”, yakni siap bersusah payah dahulu, siap belajar dan menghadapi setiap kesuliatan yang datang dengan tetaop memegang tefuh moral dan etika sebagai landasan. Dan sekaligus mampu memperjuangkan dengan penuh semangat, pantang menyerah, demi terwujudnya kesuksesan yang kita harapkan.

“ Sesungguhnya kenikmatan kesuksesan justru berada pada nilai proses perjuangan yang kita lakukan dan kemampuan kita mangatsi setiap halangan yang menghadang.”

Hati sang Ibu

Alkisah, disebuah kerajaan, sang raja memerintah sangat mencintai rakyatnya. Dia menjalankan pemerintahan dengan bijaksana dan selalu mengharapkan semua rakyatnya hidup dalam damai dan bahagia.

Suatu ketika, raja merasa risau hatinya karena ada mendengar seorang ibu di kerajaannya yang tidak bahagia. Si ibu tua ini telah bertahun-tahun tidak pernah tertawa. Kehidupan hanya dilewati dengan bermuram durja disertai dengan kecemasan yang selalu menghias raut mukanya. Meski telah dicoba dengan berbafai macam cara, tetap saja tidak ada yang bisa membuat sang ibu tua itu tertawa.

Ibu tua itu mempunyai dua orang anak. Keduanya adalah saudagar yang sukses. Yang sulung adalah saudagar payung, sedang si bungsu adalah saudagar sepatu. Bila musim hujan tiba, ibu tua khawatir dagangan sepatu si bungsu tudak laku. Sebaliknya, bila musim panas tiba, si ibu mengkhawatirkan dagangan payung si sulung yang tidak laku. Itulah yang membuat hidup si ibu selalu diliputi dengan kekhawatiran dan kecemasan sehinga tidak bisa gembira dan tertawa.

Mendengar keadaan ini, sang raja memanggil menterinya untuk membantu kesulitan si ibu. Kata sang raja kepada bawahannya. “Siapa saja yang bisa membuat si ibu tertawa, akan disediakan hadiah khusus dari raja.”

Seorang menteri yang terkenal periang seera mengajukan dirinya sendiri dan meyanggupi membuat si ibu tertawa. Sang raja segera mnyuruh menteri menjalankan misinya. Menteri itu dipertemukan dengan ibu tua tersebut. Loantas, si menteri maju ke depan si ibu tua. Setelah memperkenalkan diri dengan wajah ceria dan senyum ramah, dia berbisik-bisik di telinga si ibu. Ajaibnya, setelah mendengar bisikan si emnteri, raut muka si ibu berubah ceria dan perlahan mulai tersenyum, bahkan kemudian tertawa-tawa kecil dengan gembira.

Sang raja dan semua yang hadir disitu keheranan dan penasaran bertanya-tanya, apa gerangan kata-kata yang dibisikkan si menteri. Si menteri menjawab,” Sangat sederhana Baginda. Saya cuma bilang, saat musim hujan tiba, ingatlah dagangan payung si sulung yang bakal laku keras. Bayangkan keuntungan dan kebahagiaan si sulung dan keluarganya di musim hujan. Kemudian, jika saat kemarau tiba, cobalah ingat dagangan sepatu anak bungsunya yang pasti laku keras, dimana saat itu tentu si bungsu tengah menghitung setiap sen keuntungan yang masuk ke kantongnya. Saya juga menasehatinya, agar jangan berpikir yagn tidak laku, tetapi berpikirlah yang laku saja. Pikirkanlah sisi yang menbahagiakan. Tuhan pasti selalu menyayangi umatnya yang mau bersyukur dan mau mengharfai rejeki yang dilimpahkan oleh-Nya. “Raja senang sekali melihat tawa bahagia si ibu tua dan segera memberi hadiah kepada menterinya.”

“ Terima kasih baginda. Sungguh hamba tidak mengharapkan hadiah ini. Justru hamba merasa bahagia dan bersyukur telah menjadi pembantu baginda raja yang bijak dan perhatian kepada rakyatnya. Semoga bagonda senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang oleh Yang Maha Kuasa,” ucap si menteri sambil menerima hadiah dengan penuh senyum sang raja.

Pembaca yang berbahagia,

Mausia memang kadang-kadang hanya melihat keadaan dari sisi yang negatif dan yang merugikan saja. Akibatnya, manusia menjadi korban dari cara pandang yang sempit dan dangkal. Segala sesuatu yang dipandang negatif itu akan mempengaruhi pola pikir sehingga yang negatif menutupi hasil lain yang lebih positif.

Kadang, saat kita gagal, kita lupa bahwa kita pernah berhasil. Hal inilah yang sering kali melemahkan mental kita, kadang membuat kita tak bersemangat dalam hidup. Akibatnya, masalah yang terkesan sepele menjadi terasa sangat berat. Kesalahan kecil yang seharusnya bisa segera diperbaiki, justru menjadi berlarut-larut. Jika itu yang terjadi, semangat luar biasa yang seharusnya bisa membangkitkan diri, kita bisa tenggelam oleh pandangan yang salah tentang kehidupan ini.

Karena itu, kita perlu mengubah pola pikir kita. Lita harus melihat dari berbagai sisi kehidupan. Nbahwa roda kehidupan selalu berputar. Saat mengalami masalah atau kegagalan, kita perlu mengingat masa dimana kita pernah berhasil. Dengan begitu, semangat kita akan terus menyala untuk membangkitkan diri kita dari keterpurukan mental.

Bila kita mampu melihat sisi yang positif dari setiap situasi yang muncul, semua yang tadinya gelap bisa menjadi terang. Yang tadinya negatif, akan berubah menjadi positif. Perasaan yang cemas dan gelisah akan berubah menjadi sesuatu yang menggembirakan. Sesungguhnya, dalam menghadapi semua situasi yang berubah terus-menerus, selama kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapi semua itu, niscaya kita akan menjadi pemenang yang sesungguhnya.

“Setiap menghadapi situasi yang berubah terus menerus, selam kita memiliki kebijakan dan kekayaan mental dalam menghadapinya, niscaya kita akam menjadi pemenang yang sesungguhnya.”

Noda Hitam Di Atas Kertas Putih

Di sebuah desa, tinggallah sebuah keluarga bersama anak tunggal mereka. Karena anak semata wayang, si anak cenderung manja dan kurang mandiri. Orang tuanya sering menasehati kebiasaan yagn kurang baik itu. Terutama, kebisaannya menyalahkan orang lain, entah kawan, atau bahkan orang tuanya sendiri. Anak ini sangat pandai mencari-cari dan menunjukkan eksalahan orang lain, bahkan kadang hanya bertujuan untuk mempermalukan orang yang berbuat salah walaupun tanpa sengaja.

Suatu hari, karena kurang hati-hati, anak tersebut terjatuh. Segera dia berteriak ke ayahnya,”Aduh, ayah sih meletakkan ember di sembarang tempat! Aku jadi jatuh, sakit nih.” Ayahnya menolong sambil berkata,” Bukan salah ayah atau embernya,ember itu setiap hari berada di tempatnya, tetapi kamu yang tidak berhati-hati berjalan sehingga terpeleset dan jatuh. Kalau jalan yang hati-hati ya, Nak.” Dengan bersungut-sungut si anak pergi begitu saja.

Pada suatu ketika, si anak berjalan-jalan di pinggir hutan. Di tengah huatan, matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. “Wah, madu lebah itu pasti enak dan menyehatkan badan. Aku akan usir lebah-lebah itu dan mengambil madunya.” Maka, ia pun mengambil sebatang bambu dan mulai menyodok sarang lebah dengan keras. Ribuan lebah mulai terusik dan berbalik menyerang si anak. Melihat binatang kecil yang begitu banyak beterbangan ke arahnya, segera dia berlari terbirit-birit. Lebah-lebah yang marah pun mengejar dan mulai menyengat.

“ Aduh…tolong…tolong,” anak itu berusaha lari dan menghindar. Ketika tiba di tepi sungai, segera dia menceburkan ciri ke sana. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan buruannya yang basah dan kesakitan. Dari kejauhan, mendengar teriakan anaknya, sang ayah bergegas berlari mendatangi untuk menolongnya.

Setibanya disana, si anak dengan muka kesal dan nada marah berkata keras ke ayahnya,” Mengapa ayah tidak segera menolongku? Lihat nih, bajuku basah kuyup kedinginan, badanku sakit terkena sengatan lebah! Seandainya ayah sayang padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku sehingga aku tidak perlu mengalami hal seperti ini. Semua ini salah ayah!” ujarnya seraya mengibaskan dengan kasar tangan ayahnya yang terlulur. Sang ayah yang berniat menolong menjadi terdiam kaget dan menghela napas. Mereka pun berjalan pulang ke rumah bersama sambil berdiam diri.

Malam harinya, menjelang tidur, sang ayah menghampiri anaknya sambil membawa selembar kertas putih,” Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini?” Setelah memperhatikan sejenak si anak menjawab,” Itu hanya kertas putih biasa, tidak ada gambar. Kenapa ayah menanyakan?” tanpa menjawab, ayahnya menggunakan sebuah bolpen unutuk membuat sebuah titik hitam di kertas putih itu. “ Apa yang kamu lihat dari kertas putih ini?”

“ Ada gambar titik hitam di kertas putih itu!” Jawab si anak keheranan. “ Anakku, mengapa engkau hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Ketahuilah anakku, kertas ini sama seperti cara pandangmu. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan ayah maupun kesalahan orang lain, padahal masih banyak hal-hal baik yang telah ayah dan orang lain lakukan kepadamu. Semua kebaikan orang lain, seberapa besar pun seakan-akan tidak ada artinya, sebab engkau hanya melihat dan memperhatikan noda hitam itu, yakni kesalahan orang , yang walau sekecil apapun menjadikanmu marah-marah dan tidak senang hati. Sikapmu singgih tidak terpuji dan harus kamu ubah! Kesialan yang datang padamu karena ketidak hati-hatianmu, jamgan limpahkan kekesalanmu kepada orang lain. Apakah kamu mengerti?” sambil menundukkan kepala si anak mengangguk dan menjawab lirih,” Maafkan ananda yah. Ananda salah selama ini. Tolong ingatkan bila ananda masih melakukan kesalahan yang sama.”

Pembaca yang bijak,

Pepatah mengatakan,” Gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang lautan kelihatan.” Kalau setiap masalah yang timbul kita bisa melihat kelemahan kita dahulu, bukan kesalahan orang lain, maka sikap positif seperti itu akan bisa mengoreksi kesalahan da sekaligus mengembangkan kekayaan mental demi kemajuan diri.

Sebaliknya kebaikan orang lain, sekecil apapun, janganlah menjadi tidak berarti di mata kita. Apalagi kebaikan orang tua sendiri. Titik hitam yang tergores, apalagi bila tidak sengaja, tidak berarti menghilangkan dan menutupi lembaran luas di kertas putih yang berupa semua kebaikan yang telah dilakukan untuk kita.

Mari kita koreksi diri sendiri, sebelum menyalahkan orang lain. Lihat benar-benar dari manakah sumber sebuah masalah, jangan terburu menyalahkan orang lain atau mencari kambing hitam.

Sebab, dengan mau mencari tahu kesalahan dan kelemahan diri sendiri, maka kita siap untuk belajar dan memperbaiki kesalahan yang ada. Dengan sikap mental positif yang sudah terbangun, tentu ini merupakan modal kita untuk menciptakan kesuksesan hidup yang lebih baik.

“ Kalau kita memandang secara positif setiap masalahyang muncul dari kacamata kelemahan kita dahulu, bukan pada kesalahan orang lain, maka kita akan mudah mendapatkan solusi yang terbaik dalam memecahkan masalah itu.”

Bibit Yang Tak Bertunas

Alkisah, di sebuah kerajaan, karena raja tidak memiliki putra penerus, ia menganggap perlu mencari dan memilih calon penggantinya. Untuk itu dibuatlah sayembara pemilihan ke seluruh negri, agar diseleksi per daerah hingga ujian terakhir yang akan ditentukan oleh baginda raja sendiri.

Saat babak akhir tiba, tersisa delapa orang yang memiliki kepandaian setara dan lulus seleksi berbagai tahap sebelumnya. Untuk itu, mereka harus menjalani tes terakhir sang raja di ibukota kerajaan. Raja dengan seksama menyeleksi mereka satu persatu. Di hadapan mereka sang raja menyampaikan pesan.” Anak –anakku. Tugas sebagai abdi negara bukanlah hal yang mudah. Itu adalah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab penuh. Kalian berdelapan terpilih sebagai calon yang terbaik.
Nah, sebagai tes terakhir, akan kuberi tiap orang lima butir biji bibit tanaman. Tanam dan rawatlah seperti engkau nantinya harus memelihara kerajaan dan rakyat negri ini. Pulang dan datanglah dua minggu lagi kemari beserta hasil tanaman yang kalian bawa pulang ini,” titah sang raja.

Dua minggu kemudian, dihadapan sang raja, tujuh pemuda dengan bangga memperlihatkan tanaman yang mulai tumbuh bertunas. Tiba giliran pemuda yang kedelapan. Dengan wajah malu dan kepala tertunduk, ia melihat ke arah pot yang dibawanya dan berkata,” Ampun baginda. Maafkan hamba. Biji yang baginda berikan telah saya tanam, saya rawat dengan hati-hati. Tetapi, hingga hari ini bibit ini tidak mau tumbuh seperti yang diharapkan. Saya telah gagal menjalankanperintah baginda. Saya tidak mengerti dimana kesalahan saya. Tapi, setidaknya saya telah berupaya maksimal. Saya serahkan semua keputusan di tangna baginda.”

Tak berapa lama, sang raja terlihat tersenyum puas. Bahkan sang raja kemudian tertawa terbahak-bahak. Semua yang hadir disana saling berpandangan heran melihat reaksi raja seperti itu. Lalu, sang raja menepuk pundak si pemuda dan berkata,” Terima kasih anak muda. Aku senang dan puas. Ternyata harapanku tidak sia-sia. Masih ada pemuda calon pemimpin bangsa diantara seluruh rakyat negri ini.”

Sambil berpaling kepada semuanya, sang raja melanjutkan,” Dengar baik-baik. Pemuda ini telah memenuhi harapan terakhirku. Dia pemuda yang jujur, calon pemimpin kerajaan ini di masa depan. Memang tanamannya tidak tumbuh. Sepertinya dia gagal, tetapi sebenarnya, biji yang aku berikan kepada semua peserta telah aku rebus dahulu. Jadi, pasti tidak mungkin bisa tumbuh tunas walaupun dirawat sebaik apapun, karena biji itu telah mati. Aku kecewa sekali saat melihat tumbuhnya tunas yang kalian bawa. Kalian tujuh pemuda tidak jujur! Berani benar kalian melakukan eprbuatan memalukan seperti ini! Kalian pantas dihukum karena telah berusaha menipu Rajamu!”

Segera, ketujuh pemuda itu berlutut memohon ampun. Namun, sang raja langsung memerintahkan untuk menangkap dan menghukum berat ketujuh pemuda itu. Sungguh tragis. Ambisi mereka untuk meraih jabatan tersandung karena ketidakjujuran.

Pembaca yang bijak,

Bisa dibayangkan jika hidup penuh dengan ketidakjujuran, kiata akan selalu ketakutan jika suatu saat rahasia kita terbongkar. Betapa marah dan kecewanya orang yang kita bohongi. Integritas kita pun akan menurun. Hubungan yang telah terjalin dengan baik akan menimbulkan perasaan curiga, ketidakpercayaan karena takut dibohongi lagi. Sungguh suatu hubungan yang tidak sehat. Kita pasti juga tidak ingin dibohongin orang kan? Maka, jangan perlakukan orang lain sama seperti kitaingin diperlakukan orang lain seperti itu.

Dengan kejujuran, kita dapat hidup dengan perasaan aman, nyaman, tenteram, karena tidak dikejar perasaanbersalah akibat ketidakjujuran yang diperbuat. Selain itu, kejujuran yang kita lakukan juga akan berubah manis sebagaimana cerita tadi.

Kejujuran adalah mutiara pribadi yang harus kita miliki dan kita pelihara dengna baik. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Walaupun kita hidup tidak berlimpahan harta, namun dengan kejujuran, hidup kita akan bebas dari perasaan was-was, takut, dan cemas. Sehingga, kita akan menikmati kehidupan ini dengan tenteram, damai dan bahagia.

“Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Walaupun kita hidup tidak berlimpahan harta, namun dengan kejujuran, hidup kita akan bebas dari perasaan was-was, takut, dan cemas.”

Si Cacat

Di siang hari yang cerah, tampak seorang ibu di depan pintu rurmahnya kedatangan seorang pengemis muda. Ia tampak berpakaian lusuh, berbadan dekil, dan sebelah tangannya cacat. Si pemuda berkata sopan, “ Ibu yang baik, bolehkah saya minta sedikit makanan dan minuman, saya kelaparan dari pagi belum makan. Tolong beri sedekah makanan pada orang cacat seperti saya, Bu.”
Dengan senyuman lembut tapi tegas, si ibu menjawab,” Boleh, tapi engkau harus mengerjakan sesuatu sebelum engkau menikmati makanan itu. Apakah engkau sanggup?”

Si pemuda pun menjawab, “ Baiklah, pekerjaan apa yang harus saya kerjakan?” segera si ibu menunjukkan kea rah setumpuk batu bata yang ada di halaman rumah,” Anak muda, pindahkan semua batu bata itu ke belakang rumah.”

Dengan roman muka kaget, si pemuda menjawab,” Maaf bu, bagaimana saya dapat memindahkan semua batu itu dengan sebelah tangan saya yang cacat ini?” Tanya si pengemis keberatan.

“ Kalau engkau ingin makan siang, engkau harus membayar harganya, silakan kerjakan, atau pergilah dari sini.” Mendengar ucapan si ibu, meski dengna menahan lapar yang melilit, si pemuda mulai melakukan pekerjaan yang diminta oleh si ibu.

Kira-kira satu jam kemudian, dengan keringat bercucuran, si pemuda akhirnya dapat menikmati makan siang peling nikmat yang pernah disantapnya. Ia juga menerima uang tambahan sebagai imbalan hasil kerja kerasnya.

Selang beberapa hari kemudian, pengemis makanan itu dating lagi ke rumah si ibu. Kembali, ia pun disuruh melakukanpekerjaan memindahkanbatu bata. Namun kali ini ia harus mengembalikan batu bata itu dari belakang ke halaman depan. Keluarga si ibu heran dan tidak mengerti, mengapa ibu itu menyuruh si pengemis cacat melakukan pekerjaan memindahkan batu bata kembali ke tempat semula. Sicacat tanpa bertanya lagi segera bekerja memindakan batu batu dengan semangat dan menyelesaikannya dalam waktu yang lebihcepat. Ia pun kembali mendapatkan upahnya. Setelah menyantap makanan yang lezat sambil mengantongi upah, dia mengucapkan terima kasih dan berpamitan pergi.

Waktu pun terus berjalan. Lima belas tahun kemudian, si ibu kedatangan seorang tamu muda yang mendesak ingin bertemu dengannya. Dengna mata tuanya, ia menatap pemuda berpakaian rapid an berkesan mahal di hadapannya. Dengan senyum ramah,pemuda menjabat tangna si ibu dan menyapa, “ Ibu masih ingat saya? Pemuda cacat yang puluhan tahun lalu pernah minta makan kemari?”

Si ibu menganggukkan kepala dengan senang,” Ya, ibu tentu ingat pada anak muda yang rajin memindahkan batu bata di rumah ini. Sekarang engkau sudah berubah, apa yang bisa ibu bantu anak muda?”

“ Saya menyempatkan diri kemari ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu. Berkat pelajaran tidak ada makan siang gratis yang ibu berikan kepada saya waktu itu, saya menyadari, ternyata saya mampu bekerja seperti layaknya orang yang bertubuh sempurna. Mulai saat itulah, saya bekerja keras dan bertekad untuk membuktikan bahwa tubuh cacat bukan berarti harus menunggu belas kasihan orang lain untuk memberi makan. Dan saya merasa sangat bersyukur, sekarang saya telah berhasil menjadi seorang pengusaha yang sukses.” Sambil bercerita kisah perjuangan hidupnya, ia mengangsurkan selembar cek kepada si ibu,” Bu, terimalah cek ini sebagai tanda terima kasih saya. Silahkan isi sendiri angkanya. Jika ibu berkenan, saya juga telah menyiapkan sebuah rumah peristirahatan untuk ibu memasuki masa pension nanti.”

Dengan mata berkaca-kaca ibu berkata,” Terima kasih atas perhatian dan niat baik anak muda. Maaf ibu tidak bisa menerima semua ini. Ibu masih sehat tidak kurang sesuatu apapun. Bisa melihat kamu sukses ibu pun ikut bahagia, yang penting, tularkan semangatmu pada orang lain,” ucap si ibu sambil mengembalikan cek kepada si pemuda.

Pembaca yang baik,

Sebagian besar dari ita, memang tampak luar memiliki tubuh yang utuh dan sempurna, tetapi sering kali justru memiliki mentalitas yang miskin dan cacat. Sebaliknya, tak jarang, walaupun secara fisik ada orang yang mungkin tidak sempurna tetapi karena ia mempunyai mental kemandirian untuk berjuang harkat dan martabat dirinya sebagai manusia pasti akan terangkat. Tak sedikit dari mereka bahkan menjadi orang yang sukses meski mengalami cacat di tubuhnya.

Apapun keadaan kita, setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk sukses. Success is our right! Kita ditakdirkan lahir dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Semestinya kita belajar dan berusaha untuk bisa mengatasi kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita, dan selayaknya kita pula kembangkan kelebihan potensi diri yang kita pumyai. Dengan semangat juang yang tinggi dan sikap pantang menyerah, kita buktikan mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya.
“ Walaupun secara fisik ada orang yang mungkin tidak sempurna, tetapi karena ia mempunyai mental kemandirian untuk berjuang, harkat dan martabat dirinya sebagai manusisa pasti akan terangkat.”

Kumpulkan Kapas Yang Tersebar

Dikisahkan, ada seorang pedagang yang kaya raya dan berpengaruh di kalangan masyarakat. Kegiatannya berdagang mengharuskan dia sering keluar kota. Suatu saat, karena pergaulan yang salah, dia mulai bejudi dan bertaruh. Mula-mula kecil-kecilan. Tetapi, karena tidak menahan nafsu untuk menang dan ingin mengembalikan kekalahannya, si pedagang semakin gelap mata. Akhirnya, uang jerih payahnya selama ini banyak terkuras si meja judi. Istri dan anak-anaknya terlantar dan mereka jatuh miskin.

Orang lain tidak ada yang tahu tentang kebisaanya berjudi itu. Maka, untuk menutupi aib tersebut, dia mulai menyebar fitnah. Ia mengatakan bahwa kebangkrutannya karena orang kepercayaan, yaitu sahabatnya, menghianati dia dan menggelapkan banyak uangnya.

Kabar itu semakin hari semakin menyebar, sehingga sahabat yang setia itu jatuh sakit. Ia menjadi sangat kurus, seperti tulang berbalut kulit saja. Mereka sekeluarga sangat menderita. Sebab, mereka dipandang penuh kecurigaan oleh masyarakat di sekitarnya, dan bahkan, akhirnya dikucilkan dari pergaulan.

Si pedagang tidak pernah mengira, dampak perbuatannya demikian buruk. Dia bergegas dating menengok sekaligus memohon maaf kepada si sahabat.” Sobat, aku mengaku salah! Tidak seharusnya aku menimpakan perbuatan burukku dengan menyebar fitnah kepadamu. Sungguh, aku menyesal dan minta maaf. Apakah yang bisa aku kerjakan untuk menebus kesalahan yang telah kuperbuat?”

Dengan kondisi yang makin lemah, si sahabat berkata,” Ada dua permintaanku. Pertama, tolong ambillah bantal dan bawalah kea tap rumah. Sesampainya disana, ambillah kapas dari dalam bantal dan sebarkan keluar sedikit demi sedikit.”

Walaupun tidak mengerti apa arti permintaan yang aneh itu, demi menembus dosa, si pedagang segera melaksanakan permintaan tersebut. Setelah kapas habis disebar, dia kembali menemui laki-laki yang sekarat itu.

“ Permintaanmu telah aku lakukan. Apa permintaanmu yang kedua?”

“ Sekarang, kumpulkan kapas-kapas yang telah kau sebarkan tadi,” kata si sahabat dengan suara yang semakin lemah. Si pedagang terdiam sejenak dan menjawab dengan sedih,” Maaf sobat, aku tidak sanggup mengabulkan permintaanmu ini. Kapas-kapas itu telah menyebar kemana-mana, tidak mungkin bisa dikumpulkan lagi.”

Dengan sisa tenaganya, si sahabat menjawab, “ Begitu juga dengan berita bohong yang telah kau sebarkan. Berita itu takkan berakhir hanya dengan permintaan maaf dan penyesalanmu saja.”

Si pedagang tertegun mendengar penuturan itu.” Aku tahu, engkau sahabat sejatiku. Walaupun akutelah berbuat salah yang begitu besar engkau tetap mau member pelajaran yang sangat berharga bagi diriku. Aku bersumpah, akan berusaha semampuku untuk memperbaiki kerusakan yang telah kuperbuat. Sekali lagi maafkan aku, sobat dan terima kasih atas pelajaranmu.” Dengan suara terbata-bata dan berlinang air mata, dipeluklah sahabatnya.

Pembaca yang budiman,

Seperti pepatah mengatakan, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kebohongan tidak berakhir dengan penyesalandan permintaan maaf. Karena itu, perlu kita pikirkan masak-masak sebelum kita menceritakan aib seseorang kepada orang lain. Bahkan, meskipun aib itu memang sebuah kenyataan. Kita butuh berpikir bijak, dampak buruk apa yang akan terjadi jika menyebarkan cerita kepada orang lain, yang mungkin akan bersambung ke orang lain dan seterusnya? Seperti kapas-kapas yang telah tersebar bersama angin lalu, bagaimana mungkin akan dikumpulkan kembali?

“ Mulutmu, harimaumu” itulah perumpamaanyang tepat untuk menggambarkan betapa berbahayanya sebuah omonganjika tidak dilandasi dengan kebenaran. Karena itu, sebaiknya kita waspada dan berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan. Jangan sampai, aib orang lain atau bahkan kebohonganlah yang muncul dari mulut kecil kita.

Memang sulit bagi kita untuk menerima kesalahan yang telah kita perbuat sendiri. Bila mungkin, orang lainlah yang harus menanggung akibat kesalahan kita. Tapi, apakah itu akan menyelesaikan persoalan? Saya rasa tidak. Sebab, fitnah berakhir dengan penyesalan dan dosa yang harus kita pertanggungjawabkan. Bahkan, sebagaimana cerita tadi, akan sulit untuk mengembalikankepercayaan dan harga diri jika reputasi seseorang sudah ternoda oleh fitnah. Karena itu, akan jauh lebih nikmat jika kita bisa melakukan sesuatu yang membuat orang lain berbahagia. Salah satu caranya yaitu dengan lebih banyak menceritakan kebaikan-kebaikan orang lain daripada keburukannya.

“ Jauh lebih bijaksana jika kita bisa melakukan sesuatu yang membuat orang laen senang dan bahagia, dengan lebih banyak menceritakan kebaikan daripada keburukannya.”

Lemparan Batu

Suatu hari, tampak seorang pengusaha muda sedang melaju di jalan raya mengendarai mobil mewah yang baru dibelinya. Perasaan puas, bangga dan senang menyelimutinya karena memiliki mobil yang sudah lama diidam-idamkan.

Tiba-tiba, saat sedang asyik menyetir, dia melihat seorang anak kecil menggerakkan tangan kearah mobilnya yang disusul dengan suara kersas menghantam mobil. “ Pletak…!!!” suara itu terdengar nyaring di sebelah kiri pintu mobil. Sebuah batu kecil mengenai mobil barunya. Spontan, karena kaget, pengusaha muda itu menginjak rem mobil kuat-kuat. Dengan perasaan geram, mobil pun segera dimundurkan ke arah dari mana batu itu dilempar.

Dia bergegas turun untuk melihat apa yang terjadi dengan pintu mobil kesayangannya. “ Aduh benar-benar kurang ajar!” dia memaki sambil tangannya mengusap saying goresan di pintu mobil. Amarahnya memuncak. Dengan segera matanya menangkap sosok anak kecil yang tadi dilihatnya melempar sesuatu kearah mobilnya. Dihampiri anak itu dengan tangan terkepal menahan marah,” Hai kamu! Lihat apa yang telah kamu lakukan pada mobil kesayanganku, lihat goresan itu!” teriaknya penuh amarah sambil bersiap-siapakan memukul.

Si anak tampak pucat dan gemetar ketakutan. Dia berusaha meminta maaf. “ Maaf pak, maaf. Saya salah dan benar-benar minta maaf. Sebab saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Air mukanya tampak ngeri. Matanya berkaca-kaca dan tangannya memohon ampun.

“ Maaf pak, saya melempar batu itu karena tidak ada seorang pun yang mau berhenti.” Dengan air mata berurai yang berjatuhan di pipi, anak tadi menunjuk ke satu arah. “ Itu disana ada kakakku yang lumpuh. Dia tergelincir terjatuh dari kursi rodanya dan kesakitan. Saya tidak kuat mengangkatnya dan tidak ada seorangpun yang mau berhenti menolongnya,” ucapkan sambil terisak dab pandangan mata berharap.

“ Tolong kakak saya pak.” Melihat ketulusan si bocah, san gpengusaha itu tidak mampu berkata apa-apa. Amarahnya pun mulai reda. Tak lama, dia menghampiri dan mengangkat si cacat yang tengah mengerang kesakitan,lalu dia dudukkan ke kursi roda.

Si bocah pun tak henti-hentinya berterima kasih dan mengucapkan maaf. “ Terima kasih pak, semoga Tuhan membalas kebaikan hati bapak. Dan sekali lagi maaf telah melukai bapak.” Lalu, si bocah kecil itu pun kembali mendorong kursi roda kakaknya untuk melanjutkan perjalanan. Sementara si pengusaha muda itu kembali mengendarai mobilnya sambil merenungi kejadian yang baru saja dia alami.

Pembaca yang budiman,

Sama halnya dengan lajunya kendaraan, hidup kita seolah dipacu untuk tetap berjalan, dengan kecepatan yang semakin tinggi melintasi berbagai tikungan dan tanjakan. Kesibukan berpacu sering membuat kita lupa menyisihkan waktu untuk berhenti dan menoleh sejenak untuk menikmati pemandangan di sekitar kita, sehingga banyak hal-hal yang indah terlewatkan begitu saja.

Bahkan, tak jarang karena kesibukan yang luar biasa, orang tua yang super sibuk bisa saja kurang memberikan perhatian kepada anak-anaknya. Atau, suami yang giat bekerja kadang sampai melupakan istri yang sedang menunggu setia di rumah. Tak jarang pula, sebagai pekerja kita melupakan jasa office boy yang sebenarnya sangat membantu kita di kantor. Begitulah, karena kesibukan dan rutinitas, kadang kita lupa ada sesuatu yang indah di sekitar kita, yang sebenarnya perlu mendapat perhatian lebih.

Padahal, kita hidup tidak sendiri. Kita hidup pun berada di lingkungan alam yang sangat membutuhkan perhatian kita. Hidup bertetangga akan lebih harmonis jika kitak bisa memberikan sapaan ramah kepada sekitar kita setiap saat. Hidup menjadi lebih indah saat bisa meluangkan waktu sejenak untuk memberikan kejutan kecil padapasangan hidup kita. Hiudp juga akan lebih bermakna jika mampu menyisihkan sebagian rejeki, waktu dan tenaga kiata untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan.

Karena itu, bila kita lupa, jangan terburu emosi jika ada “ Seorang pelempar batu “ yang mengenai kita sebagai bentuk peringatan, atau juga kasih saying, agar kita tidak melaju terlalu cepat. Agar saat kita menjalani kehidupan ini juga menyisihkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan tentu juga bagi orang lain dan alam sekitar kita.

“ Hidup akan jauh lebih indah dan bermakna jika kita mampu menyisihkan sebagian rejeki, waktu dan tenaga untuk memperhatikan dan membantu orang lain yang membutuhkan.”

Mencari Pekerjaan

Pada suatu ketika, tampak seorang pemuda yang sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Dia sudah berhasil lolos di tes-tes pendahuluan. Dan kini, tiba saatnya dia harus menghadap kepada pimpinan untuk wawancara akhir. Setelah melihat hasil tes dan penampilan si pemuda, sang pimpinan bertanya, “Anak muda, apa cita-citamu?”

“Cita-cita saya, suatu hari nanti bisa duduk di bangku Bapak,” jawab si pemuda.

“Engkau tentu tahu, untuk bisa duduk di bangku ini, tentu tidak mudah. Perlu kerja keras dan waktu yang tidak sebentar. Betul bukan?” Si Pemuda menganggukkan kepala tanda setuju.

“Apakah pekerjaan orang tuamu?” Lanjut si pimpinan kepada si pemuda.

“Ayah saya telah meninggal saat saya masih kecil. Ibulah yang bekerja menghidupi kami dan menyekolahkan saya.”

“Apakah kamu tahu tanggal lahir ibumu?” Kembali pimpinan itu bertanya.

“Di keluarga kami tidak ada tradisi merayakan pesta ulang tahun sehingga saya juga tidak tahu kapan ibu saya berulang tahun.”

“Baiklah anak muda. Bapak belum memutuskan apakah kamu diterima atau tidak bekerja di sini. Tetapi ada satu permintaan bapak. Saat di rumah nanti lakukan sebuah pekerjaan kecil, yaitu cucilah kaki ibumu dan besok datanglah kemari lagi.”

Walaupun tidak mengerti maksud dan tujuan permintaan tersebut, demi permintaan yang tidak biasa dan karena sangat ingin diterima bekerja, dia lakukan juga perintah itu. Saat senja tiba, si pemuda membimbing ibunya duduk dan berkata, “Ibu nampak lelah, duduklah Bu. Saya akan cuci kaki Ibu.”

Sambil menatap takjub putranya, si ibu menganggukkan kepala. “Anakku, rupanya sekarang engkau telah dewasa dan mulai mengerti.”

Si pemuda pun mengambil ember berisi air hangat. Tak lama, sepasang kaki ibundanya yang tampak rapuh, berkeriput, dan terasa kasar di telapak tangannya itu mulai direndam sambil diusap-usap dan dipijat perlahan. Demi melihat kondisi kaki ibunya yang pecah-pecah karena bekerja keras selama ini, tanpa terasa airmata pemuda itu menetes perlahan. “Ibu, terima kasih, Bu. Ibu telah bekerja berat selama ini untuk Ananda. Berkat kaki inilah Ananda bisa menjadi seperti hari ini,” ucapnya lirih, terbata-bata menahan tangis. Mereka pun saling berpelukan dengan penuh kasih dan kelegaan.

Tiba keesokan harinya, sang pimpinan berkata. “Coba ceritakan, bagaimana perasaanmu saat kamu mencuci kaki ibumu?”

“Saat mencuci kaki ibu, saya mengerti dan menyadari akan kasih ibu yang rela berkorban demi anaknya. Melalui kaki ibu yang semakin berkeriput dan tampak rapuh, saya tahu, bahwa saya harus bekerja dengan sungguh-sungguh demi membaktikan diri kepada ibu saya,” ucapnya tulus tanpa kesan mengada-ada.

Mendengar jawaban si pemuda, akhirnya si pemimpin menerima dia bekerja di perusahaan itu. Pimpinan itu yakin, seseorang yang tahu bersyukur dan tahu membalas budi kasih. Dan orang yang seperti itu pasti akan bekerja dengan sangat serius, sepenuh hati, dan bertanggung jawab.

Pembaca yang berbahagia,
Seperti kata pepatah, surga ada di telapak kaki ibu! Ungkapan ini sungguh mengandung makna yang sangat dalam, sebab, kasih ibu adalah kasih yang tiada tara dan tidak terbalas dengan apapun. Karena itu, saya yakin, jika kita mendapatkan restu, apa lagi didukung oleh doa ibu, tentu semua itu merupakan dukungan yang mengandung kekuatan luar biasa, yang memungkinkan apa pun yang kita lakukan akan mendatangkan hasil yang maksimal dan penuh makna.

Untuk itu, selagi orang tua masih hidup, sudah selayaknya kita memberikan perhatian, layanan, dan mencintai mereka dengan setulus hati. Bilan mungkin ada kesalahan yang dilakukan oleh orangtua sehingga membuta luka di hati, tidak perlu disimpan di hati. Apalagi dengan membalas dan menyakiti hati mereka. Ingatlah, pengorbanan orang tua, apalagi seorang ibu, tak akan bisa dinilai atau dihargai dengan materi apa pun bahkan sampai akhir hayat mereka. Dengan Menyelami arti pengorbanan seorang ibu, kita akan dapat menemukan kasih saying sejati.

“ Kasih sayang dan pengorbanan orang tua tak kan bisa dinilai atau dihargai dengan apa pun. Dengan menyelami arti pengorbanan ibu, kita akan menemukan dan memahami nilai kasih sayang sejati.”

Kosongkan Cangkir Teh Mu

Alkisah, seorang raja yang bijak berhasil membangun negerinya menjadi makmur dan damai. Sayang, ia kemudian tenggelam dalam kesibukan membangun negerinya. Akibatnya, raja tidak sempat memperhatikan putera mahkota. Maka, permaisurilah yang diberi tanggung jawab mendidiknya. Karena sang pangeran adalah anak tunggal, permaisuri jadi memanjakannya. Maka, pangeran tumbuh menjadi pemuda yang sombong, egois, tidak punya sopan-santun, dan malas belajar. Raja menjadi sedih memikirkan sikap puteranya. “Bagaimana nasib negeri ini nantinya?” Bisik sang raja dalam hati.

Akhirnya, setelah berbincang-bincang dengan permaisuri, raja memanggil pangeran. “Anakku, tahta kerajaan akan Ayah serahkan kepadamu, tetapi dengan syarat. Engkau harus tinggal dan belajar selama satu tahun di Kuil Bukit Kebijaksanaan bersama seorang guru yang telah ayah pilihkan. Bila engkau gagal, maka tahta kerajaan akan Ayah serahkan kepada orang lain.”

Mendengar perintah ayahandanya, pangeran kaget dan heran. Tetapi ia tak bisa membantah dan harus menyanggupi persyaratan ayahnya. “Apakah artinya penderitaan satu tahun disbanding kalau aku kelak sudah menjadi raja? Aku akan hidu mewah dan bersenang-senang seumur hidupku,” batin sang pangeran. Maka, berangkatlah sang pangeran menuju Kuil Bukit Kebijaksanaan.

Setibanya di kuil dan menemui sang guru, pangeran langsung berulah. Ia menunjukkan sikap yang sombong, menyebalkan, dan sangat tidak sopan. Kalau sang guru bertanya, pangeran menjawab sekehendak hatinya. Saat sang guru menerangkan pelajaran, pangeran tidak mau mendengarkan malah sibuk bermain-main. Ia benar-benar bertingkah semaunya dan tidak mau hormat sedikit pun kepada gurunya. Ia merasa, sebagai putera mahkota, semua orang harus menuruti kemauannya.

Hari demi hari berlalu. Namun, kelakuan pangeran tetap tidak berubah. Sombong, sok pintar, dan tidak mau menyerap sedikit pun ilmu yang diberikan. Sang guru pun berpikir keras bagaimana mengajari pangeran supaya tepat pada sasaran. Suatu hari, ia mengajak pangeran minum teh bersama. Setelah menyeduh teh panas dan pangeran duduk di depannya, sang guru menuangkan teh ke cangkir pangeran. Air the panas itu dituang terus-menerus hingga tumpah ke mana-mana. Sebagian tumpahan itu mengenai tangan sang pangeran.

Pangeran kepanasan. Ia meloncat sambil marah-marah. “Hai, guru bodoh! Menuang teh saja tidak becus, bagaimana kanu akan mengajarkan ilmu kepadaku? Mengapa cangkir sudah penuh masih dituangi teh terus?” Umpat sang pangeran.

Dengan senyum lembut, sang guru berujar. “Yang Mulia, beruntung hanya tangan yang terkena percikan teh panas. Sebagai calon raja, dan akan menjadi suri tauladan rakyat nantinya, tidak sepantasnya Tuanku berkata tidak sopan seperti tadi. Lebih-lebih kepada guru Tuan sendiri…”

Pangeran memandang gurunya dengan tajam. Sang guru bergeming, dan kemudian melanjutkan penjelasannya. “Tuanku, hamba sengaja menuang terus air teh sekalipun cangkir sudah penuh. Cangkir teh itu sama seperti otak manusia. Bila otak telah penuh, maka tidak mungkin diisi lagi, bukan? Sebab itu, jika ingin belajar, kosongkan dulu “cangkir” Tuan, maka pikirkan Tuan baru bisa diisi hal-hal baru yang lebih positif. Mohon maaf Tuanku, hanya bekal ini yang dapat hamba berikan. Bila tidak berkenan, silakan pergi dari sini kuil ini.”

Pembaca yang budiman,

Karena keturunan, status, jabatan, kekayaan, gelar pendidikan, kadang seseorang merasa lebih terhormat, lebih tinggi derajat, lebih berkuasa, atau lebih tahu segalanya. Itu membuat dia merendahkan dan tidak mau mengakui keberadaan orang lain. Sikap seperti ini membuat pikiran seseorang tertutup rapat sehingga sulit menerima pendapat orang lain, sulit menerima hal-hal baru, dan tidak bisa menerima fakta yang berlawanan dengan kemauannya. Ini jelas akan merugikan diri sendiri!

Sikap sombong dan tinggi hati, sesungguhnya hanya akan menciptakan “daya tarik” datangnya bencana, permusuhan, dan ketelodoran yang kita buat sendiri, adalah sebuah kegagalan yang paling menyakitkan dalam kehidupan ini.

Karenanya, alangkah indah jika kita selalu bersikap rendah hati. Laksana padi, makin berisi makin merunduk. Sikap ini membuat kita lebih open minded, siap menerima hal-hal baru, mau menerima kritikan, dan siap menerima kenyataan, walau tidak sesuai dengan kemauan. Saya yakin dan telah membuktikan sendiri, dengan sikap rendah hati, kita dapat memetik banyak keuntungan. Kita akan bertambah teman, relasi, wawasan, dan pengetahuan yang akhirnya juga melahirkan gagasan dan peluang untuk mengembangkan potensi diri dan meraih kesuksesan.

“Sikap ‘Open minded’ dan rendah hati akan membuat kita bertambah teman, relasi, wawasan, dan pengetahuan sehingga kesemuanya itu menjadi kekuatan pendorong untuk mengembangkan potensi diri guna meraih kesuksesan.”

Hukuman Sang Bangsawan

Dikisahkan, seorang bangsawan kaya dan terhormat tinggal bersama istri dan putranya yang tampan. Sang bangsawan setiap hari sibuk bekerja, demikian juga istrinya. Ia mempunyai berbagai kegiatan di luar rumah sehingga putra kecilnya lebih sering ditemani oleh pengasuhnya. Putra bangsawan itu berusia lima tahun dan sedangtumbuh dengan segenap kenakalan dan kebandelannya sebagai anak-anak. Keaktivan si kecil terhenti bila dia mulai menggambar, mencoret-coret tanah di halaman belakang, atau menggoreskan kuasnya ke berbagai permukaan yang disediakan oleh si pengasuh.

Sang bangsawan adalah pahlawan kebanggaan kota itu. Karena jasanya membela Negara, raja menghadiahkan sehelai kain sutera emas yang indah sekali. Suatu hari, saat si pengasuh lengah menjaga si kecil, terjadilah malapetaka. Si putra bangsawan ketika melihat kain sutera berlapis emas yang ada di atas meja, segera menjadikannya alas untuk menggambar. Akibatnya kain sutera nan indah itu coreng moreng penuh tinta hasil coretannya.

Ketika si bagnsawan dan istrinya tiba di rumah, dengan kegembiraan khas seorang anak, tanpa merasa bersalah sedikitpun, putra bangsawan itu memamerkan hasil coretannya diatas kain sutera emas pemberian sang raja. Seketika itu, sang bangsawan kaget dan langsung meledak amarahnya. Sambil berteriak diambilnya laat pemukul.

“ Dasar anak nakal, yang kamu corat coret itu adalah sutera emas penghargaan raja kepada ayah! Kamu memang nakal! Rusak sudah kehormatan ayahmu ini! Memangnya tidak ada tempat lain untuk menggambar!” tanpa berpikir panjang, bangsawan itu terus memukuli tangan si anak dengan alat pemukul.

“ Ampun ayah, ampun! Sakit yah,” rengek si kecil sambil meringis menahan sakit. Ia tidak tahu mengapa ayahnya tiba-tiba memukulnya. Sementara, sang ibu terhenyak menyaksikan kain sutera yang rusak dan terdiam menyaksikan kemarahan sang suami, tanpa bisa berbuat apa-apa.

Keesokan harinya, saat si kecil dimandikan, terdengar lirih suara tangis kesakitan dari kamar mandi. Pukulan ayahnya kemarin ternyata meninggalkan luka di jari dan telapak tangannya. Selang beberapa hari, si pengasuh ketakutan melaporkan kepada si ibu bahwa putranya sakit, panas tinggi hingga mengigil. Karena merasa itu sakit biasa, sang ibu hanya menyuruh pembantunya memberikan obat penurun panas.

Namunm karena panas badan putranya tak kunjung reda, seolah tersadar, mereka tergesa-gesas membawanya ke dokter. Ternyata, menurut sang dokter luka bekas pukulan tadilah yang membuaat anaknya demam tinggi. Bahkan kini bekas pukulan itu menjadi bengkak kehitam-hitaman yang membuat tangan putra mereka terpaksa harus diamputasi demi menyelamatkan nyawanya.

Saat putra mereka sadar pasca operasi, dilihatnya ayah ibunya dan si pengasuh menunggui di sisi tempat tidur dengan tatapan sedih dan baerurai air mata. Sang putra pun menyapa mereka,” Ayah Ibu, jangan begitu sedih. Sungguh ananda menyesal dan mohon maaf menbuat ayah dan ibu marah dan kesal. Tapi tolong yah, Bu. Kembalikan tangan ananda, karena tanpa tangan ini bagaimana ananda bisa menyalami untuk memohon ampun?”

Mendengar kata si kecil, meledaklah tangis kedua orangtua itu. Mereka sadar,penyesalan sedalam apapun tidak akan pernah mengembalikan utuh tangan anak mereka.

Pembaca yang bijak,

Kemarahan yang tidak terkendali sesungguhnya adalah emosi yang membutakan mata hati. Tidak peduli apapun akibat dan hasilnya, penyesalan selalu datangnya belakang menyertainya. Sebab, emosi yang tidak terkontrol bisanya hanya akan memperpanjang masalah yang terjadi. Tak jarang, emosi yang berlebihan justru akan menimbulkan dampak masalah ini.

Tanpa kendali diri, kemarahan yang meledak-ledak, kebencian yang mengakar, kedengkian yang menggerogoti akal sehat, dan dendam yang membara, sangat berpotensi merusak diri kita sendiri.hubungan baik dengna sekeliling lita pun akan tergangu. Dan jika itu terjadi, akan sangat sulit bagi kita mengembalikan hubungan baik seperti sebelumnya, sesulit mengembalikan tangan si anak kembali utuh seperti dalam cerita diatas.

Karena itu, alangkah sejuknya bila kita mampu mengendalikan setiap emosi yang negative dan menjadi majikan bagi diri sendiri. Niscaya, dengan mengendalikan emosi secara lebih bijak, kehidupan di muka bumi akan damai, jauh dari malapetaka, dan tanpa rasa sesal si kemudian hari.
“ Kemarahan yang tidak terkendali sesungguhnya adalah emosi yang membutakan mata hati. Tidak peduli apapun akibat dan resikonya, penyesalan di belakang menyertainya.”

Rumah Cicilan

Alkisah, ada seorang pemuda dari keluarga miskin yang rumah tinggalnya sering berpindah-pindah,karena hanya bisa menyewa. Dalam hidup, keinginan terbesarnya adalah memiliki rumah sendiri. Karena itu, saat menikah, dia memaksa diri untuk memberi rumah dengan cicilan selama 20 tahun. Akibatnya, dengan gajinya dengan relatif kecil, ia harus mengatus pengeluarannya sedemikian rupa sehemat mungkin agar kebutuhan hidup bersama keluarganya tetap bisa tercukupi.

Maka,sejak saat itu, hidup keluarga pemuda itu terpola dengan sangat hemat, irit, dan tanpa keleluasaan sedikitpun untuk bersantai. Si suami sangat ketat mengatur segala sesuatu agar cicilan rumah dapat terlunasi. Tak heran, setiap hari keluarga itu dilingkupi suasana tegang, mudah emosi, karena ketat sekali dalam pengeluaran uang.

Waktupun berjalan terus. Pada suatu ketika, ibu pemuda tadi menyatakan keinginan kepada anaknya,”Anakku, keinginan ibu sebelum meninggal adalah kita bisa berjalan-jalan ke daerah yang ibu sukai. Ibu mempunyai sedikit tabungan. Apakah kamu punya tabungan untuk menambahkan kekurangannya?”

“Sabar Bu,jangan sekarang. Bukankah kita harus berhemat, irit, mengatur sedetail mungkin pengeluaran kita agar bisa tetap membayar cicilan rumah?”jawab si pemuda berkali-kali setiap di tanya sang ibu.

Begitulah saking ketatnya mengatur pengeluaran, saat si istri mengajak pergi keluar untuk sekedar bersantai pun, tak pernah di gubris pemuda itu. Bahkan hanya sekedar makan keluar ke restaurant bersama keluarga pun, selalu di jawabnya dengan jawaban yang itu-itu saja,yakni harus berhemat untuk membayar cicilan rumah. Alasan ini juga berlaku untuk anaknya. Saat si anak merengek minta uang jajan atau dibelikan mainan, dengan tegas si pemuda menolak semua keinginan anaknya.

Istri dan keluarganya akhirnya mulai tertekan dan jenuh dengan keadaan seperti itu. Hari-hari pun berlalu dengan stress dan monoton. Tak ada lagi nuansa kebahagiaan yang menyelimuti keluarga itu.
Tanpa terasa, 20 tahun kemudian cicilan rumah telah selesai dan rumah telah sepenuhnya menjadi milik pemuda tadi. Namun, ketika rumah itu benar-benar telah menjadi miliknya, ternyata ia tidak bahagia, bahkan merasa telah kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga. Saat itu, rumah yang ditempati hanyalah sebentuk bangunan, tanpa ada apa-apa lagi di dalamnya, tanpa kehangatan dan tanpa kebahagiaan. Si pemuda tinggal seorang diri di situ. Istrinya telah pergi meninggalkan dia, dengan hak asuh anak di pihak istrinya. Rupanya karena tak tahan, mereka akhirnya bercerai. Ibu pemuda itupun sudah meninggal dunia beberapa tahun silam tanpa pernah terkabul permintaan terakhirnya.

Kini, hidup terasa hampa, dingin, dan kosong. Laki-laki itu tidak mengerti, kenapa saat tujuan hidup yang diagungkan tercapai, yakni ketika sertifikat rumah ada di tangannya, justru cinta, kehangatan, dan kebahagiaan pergi meninggalkannya begitu saja.

Pembaca yang berbahagia.

Kekayaan materi sering kali di pandang sebagai standar kesuksesan. Namun kenyataannya, tidak sedikit orang kaya materi tidak bahagia kehidupannya, tidak ada cinta dan kehangatan di dalam rumah mewah yang dimilikinya. Sebaliknya banyak orang yang tidak berkelimpahan harta tetapi bisa menikmati hidup dengan lebih bahagia bersama dengan seluruh keluarganya.

Cita-cita menghasilkan kekayaan yang berlimpah adalah sah-sah saja. Namun, apa artinya semua materi yang kita dapatkan, jika kita harus kehilangan kebahagiaan dari orang yang kita cintai seperti cerita tadi?

Apalagi untuk mengejar semua keinginan itu lahir dari perasaan iri atau tidak mau kalah dengan orang lain, sehingga akan memunculkan pemaksaan di luar kemampuan kita, yang pada akhirnya membuat kita menderita.

Maka, jangan paksakan sesuatu yang tidak pantas dipaksakan, kalau hanya penyesalan dan penderitaan yang akan kita akan alami.
Tetap berjuang dan bekerja keras mewujudkan impian kita! Namun gunakan cara positif dan pola pikir yang benar serta seimbang, agar hidup bisa lebih bermakna bersama dengan keluarga dan orang-orang yang kita cintai.

“Perlu pola pikir yang benar, realistis, dan seimbang dalam menentukan impian yang akan kita raih. Buat apa kita memaksakan sesuatu yang tidak perlu dipaksa jika hanya penyesalan yang akan kita terima di kemudian hari?”

Tulisan Di Atas Pasir

Pada pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-lari, bercanda, dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Kemudian, salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah kata pun, dengan sebatang tongkat dia menulis sebuah kalimat di atas pasir, “Hari ini temanku telah memukul aku!!!”

Teman yang lebih besar merasa tidak enak. Ia tersipu malu, tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, sebagaimana lazimnya anak-anak, mereka pun segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, tiba-tiba, anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lubang perangkap yang dipakai menangkap binatang. “Aduh…. Tolong…. Tolong!” Ia berteriak kaget minta tolong.

Temannya segera menengok ke dalam lubang dan berseru, “Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu.” Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak berusaha menenangkan temannya sambil mengikatkan tali ke seberang pohon. “Teman, aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu. Tangkap dan ikatkan di pinggangmu. Pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang.”

Temannya susah payah, akhirna teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, “Terima kasih, sobat!” Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis sebuah kalimat di atas batu itu, “Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku.”

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, “Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?” Anak yang dipukul itu menjawab sabar, “Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angindan sapuan ombak. Tapi, ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku. Sekali lagi, terima kasih sobat.”

Mendengar penjelasan itu, sobat kecil yang tadi memukul merasa menyesal dan segera merangkul sahabatnya, “Aku juga berterimakasih sobat, walaupun umurmu lebih kecil dariku, tetapi kamu ternyata lebih bijaksana dibanding aku.” Tak lama, mereka pun segera bermain bersama lagi dan menjalin persahabatan dengan lebih baik di masa mendatang.

Pembaca yang bijak,

Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan, dan dendam adalah tidak sehat secara mentalitas. Apalagi, bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan, bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa perbuatannya telah menyakiti hati kita. Sungguh itu adalah energi yang terbuang sia-sia. Bahkan tidak jarang, akibat memikirkan kesalahan orang lain, diri sendiri merasa tersiksa, tidak bisa tidur, bahkan tidak enak makan. Akhirnya, yang terjadi adalah kerugian bagi diri kita sendiri.

Sesungguhnya, member maaf tidak pernah merugikan kita, bahkan akan membuat hati kita lega dan terbebas dari beban kebencian dan dendam. Seuntai kata maaf yang disertai dengan ketulusan, akan bisa mengubah hati yang panas menjadi sejuk dan emosi yang meluap pun bisa segera mereda.

Mari biasakan diri untuk berlatih, saat ada orang yang berbuat salah kepada kita, tuliskan kesalahan itu di atas pasir, bahkan di udara. Dengan begitu, sesegera mungkin kesalahan tersebut akan berlalu, menguap bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu menghabiskan energi dengan membenci orang lain dan kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya, saat kita ditolong orang, sekecil dan seremeh apa pun pertolongan itu, kita sepantasnya mengingat laksana mengukir tulisan di batu karang. Dengan mengingat kebaikan orang, maka kita akan hidup bersemangat dan dipenuhi rasa syukur.

“Bila ada orang lain yang berbuat salah kepada kita, tuliskan kesalahannya di atas pasir. Bahkan di udara. Dengan begitu kesalahan tersebut akan segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk bahagia.”

Pengecut Mau Bunuh Diri

Pada suatu hari, tampak seorang pemuda berdiri termanggu di tepi sebuahjembatan dengan sungai yang berair deras dio bawahnya. Sesekali matanya menerawang jauh, menarik napas panjang, dan jelas terlihat di wajahnya bahwa dia sedang frustasi dan putus asa. Si pemuda berkata sendiri,” Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi. Aku pernah kaya, pernah berpergian ke tempat-tempat indahdi seluruh dunia. Makanan lezat dan kenikmatan yang dapat dibeli dengan uang juga telah aku rasakan. Tetapi sekarang aku sungguh tidak bahagia. Keluargaku berantakan, anakku meninggal dunia, istriku pun pergi meninggalkan aku. Lalu, untuk apalagi aku hidup di dunia ini? Biarpun aku masih memiliki harta kekayaan, tetapihatiku kosong dan menderita. “ setelah itu, si pemuda tampak bersiap-siap bunuh diri dengan menceburkan diri ke dalam sungai.

Tetapi pada saat bersaman, dating seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia. “ Tuan yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan. Saya doakan semoga Tuan sehat dan berumur panjang.”

Mendengar permintaan pengemis itu, si pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya. Ia mengambil semua uang yang ada dan memberikannya kepada si pengemis. Dia berkata kepada si pengemis,” Ambillah semua unag ini. “

“ Semua ini? “ tanya si pengemis tidak percaya.

“ Iya, ambillah semua. Karena di tempat yang akan kutuju, aku tidak memerlukannya,” kata si pemuda sembil mengalihkan pandangannya kembali kea rah sungai di bawah jembatan.

Si pengemiss rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal. Sambil memmegang dan memandangi uang itu sejenak, kemudian cepat-cepat sikembalikannya uang itu sambil berkata,” Tidak ah, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut. Ini, bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu.” Pengemis itu pun segera pergi dari sana sambil berteriak lantang,” Selamat tinggal Tuan pengecut!”
Mendengar ucapan pengemis, pemuda yang ingin bunuh diri itu terpana dan kaget. Perasaan puas dan bahagia sejenak yang dirasakan karena bisa member uang ke pengemis, lenyapo seketika. Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, aplagi di saat ia akan mengakhiri hidupnya, tetapi itu pun tidak bisa.
Tiba-tiba pemuda itu sadar, bahwa apa yang dirasakannya tadi, yaitu dengan member uang kepada orang lain, telah membuat dirinya merasa bahagia. Ini merupakan sebuah perasaan dan pengetahuan baru bagi pemuda itu. Kemudian, dia kembali memandang kearah sungai itu sekali lagi, lantas berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis. Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memberitahu bahwa dia tidak akan menjadi seorang pengecut. Dia berjanji di dalam dirinya, bahwa dia akan kembali berjuang, untuk mendapatkan kebahagiaan dengan member kepada orang-orang yang membutuhkan.

Pembaca yang budiman,

Begitu mengenaskan mendengar orang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas. Dan tersa lebih mengenaskan lagi kalau kita mendengar orang bunuh diri hanya gar-gara masalah sepele. Keberanian harus diletakkan dalam porsi yang benar. Karena hidup akan lebih mulia bila mental yang tertanam adalah “berani hidup” daripada “berani mati”.

Kita melakukan itu semua karena sebuah alas an yaitu, hidup adalah tanggung jawab! Laksana seorang pejuang, apapun medan pertempuran di depan yang akan kita hadapi, kita harus punya keyakinan, bahwa kita punya kewajiban untuk menyelesaikannya. Kita punya tanggung jawab untuk menjalaninya. Apapun hasil nantinya, nilai kenikmatan sejati sebenarnya terletak pada proses perjuangan itu sendiri. Apalagi, jika hasil perjuangan itu bermakna pula bagi orang lain.

Karena itu, hidaup juga akakn jauh lebih bermakna jika kita bisa emmberi sesuatu kepada orang lain. Itulah salah satu bentuk tanggung jawab kita sebagai manusia. Dan jika ini kita sadari sepenuhnya dan kita perjuangkan dengan tekad kuat dilandasi ketulusan hati, maka kesuksesan yang kita raih akan jauh lebih berarti. Dengan begitu, saat menghadapi tantangan, mental kita akan semakin terlatih dan siap menghadapinya dengan penuh keberanian. Mari, jauhkan diri dari sikap berani mati secara pengecut, tetapi berani hidup secara ksatri. Maka hidup akan jauh lebih bernilai.

“ Hidup adalah tanggung jawab! Daripada berani mati seperti pengecut, jauh lebih baik berani hidup secara ksatria, maka hidup kita akan lebih bernilai. “